Kamis, 12 Juni 2014

Adipati Karna , Ksatria yang Terbuang

 


   Pada perang hari kelimabelas, Drona terbunuh dan Karna menjadi senapati pasukan Kaurava.     
Pada hari ketujuhbelas, Karna akhirnya bertemu dengan Arjuna dalam pertempuran yang seru dan setanding. Karena telah kehilangan senjata pamungkas dan baju besinya, Karna hanya mengandalkan keahlian dan kesaktiannya sendiri. Dalam suatu kesempatan, Karna melakukan trik cerdik dengan keahliannya. Ia membuat Arjuna lumpuh sejenak dengan memanah dada Arjuna. Ketika Arjuna belum pulih dari pukulan pertama tadi, Karna melepaskan panah ke arah kepala Arjuna untuk membunuhnya. Khrisna menyelamatkan Arjuna dengan menekan kereta mereka sampai amblas ke tanah beberapa senti, sehingga panah Karna meleset dari kepala Arjuna. Banyak orang menganggap kejadian ini sebagai bukti superioritas Karna dari adiknya itu, paling tidak dari sisi keahlian dan kesaktian.
Saat pertempuran berlangsung, salah satu roda kereta Karna selip di tanah berlumpur. Ini diakibatkan oleh kutukan Brahmana yang telah disebutkan di atas. Shalya yang menjadi kusir kereta Karna tidak bisa membantu karena telah dilumpuhkan oleh Arjuna. Karna meminta Arjuna untuk menghentikan pertempuran untuk menunggunya mengeluarkan roda kereta dari tanah berlumpur tadi. Arjuna setuju. Tetapi Khrisna menyuruh Arjuna melanggar kode keprajuritan dan membunuh Karna yang sedang tidak berdaya. Roda kereta Karna tidak bisa digerakkan dan kutukan Parashurama membuatnya tidak bisa membela diri. Khrisna mengingatkan Arjuna kekejaman Karna ketika ikut mengeroyok Abhimanyu yang sampai mati bertarung tanpa kereta dan senjata.


Dengan penuh kemarahan dan kesedihan Arjuna melepaskan panah Anjalika ke arah Karna. Karna jatuh ke tanah dengan luka yang mematikan. Tetapi ujian untuknya belumlah berakhir. Khrisna menyamar sebagai seorang pertapa dan meminta sedekah kepadanya. Karna yang terluka parah tidak memiliki apa pun untuk diberikan, kemudian ia ingat masih memiliki satu gigi emas. Dengan penuh kesakitan Karna melepaskan gigi emasnya, membersihkannya kemudian memberikannya kepada Khrisna. Dengan demikian Karna menjadi satu-satunya manusia yang telah memberikan sedekah kepada Vishnu sendiri. Terharu dengan kemurahan hati Karna, Khrisna memberikan kesempatan kepada Karna untuk mengajukan satu permintaan kepadanya. Karna meminta agar jenasahnya diperabukan di tempat yang paling suci di dunia. Sebagai Vishnu, Khrisna kemudian memperabukan jenasah Karna ditelapak tangannya.

Setelah kematian Karna, Kunti memberitahu Pandava bahwa Karna adalah putranya dan saudara tertua mereka. Para Pandava kemudian berkabung untuk Karna. Yudhistira, terutama, begitu terpukul mengetahui ibunya merahasiakan kenyataan bahwa Karna adalah saudara tertua mereka yang seharusnya mereka hormati dan patuhi. Ia kemudian mengeluarkan sabda agar sejak saat itu semua perempuan tidak lagi bisa menyimpan rahasia apapun untuk diri mereka sendiri. Pada hari kedelapanbelas, Kaurava tertumpas. Perang Bharatayudha berakhir, dan Yudhistira menjadi raja Hastinapura.
Perbedaan dengan Arjuna
banyak persamaan antara Arjuna dan Karna. Keduanya adalah ahli memanah, dan saling bersaing untuk mendapatkan Draupadi. Keduanya juga mempunyai ikatan yang erat dengan kaurava, baik karena pertalian darah maupun karena persahabatan. Percakapan Karna dengan Khrisna sangat mirip dengan Bhagavad Gita yang terkenal itu, dalam mana Khrisna menjelaskan kepada Arjuna tentang kewajibannya sebagai seorang Khsatriya. Perbedaan mereka terletak pada keputusan yang diambil oleh masing-masing: Arjuna mengutamakan tugasnya sebagai seorang Khsatriya yang harus membela kebenaran apapun yang terjadi dan Karna mengutamakan persahabatanya dengan Duryodhana.


Beberapa Pendapat yang mendukung Superioritas Karna atas Arjuna
Banyak pendapat bahwa alasan Bhisma untuk tidak memperbolehkan Karna bertempur bersamanya ketika ia menjadi senapati adalah rasa cintanya kepada Pandava. Jika Bhisma dan Karna muncul bersamaan di medan perang, Pandava tidak akan mampu memenangkan Bharatayudha. Saat itu Bhisma berdalih bahwa karena Karna berasal dari kasta yang lebih rendah. Dalam suatu kejadian saat pertempuran Karna dan Arjuna, kereta Arjuna terpental ke belakang beberapa meter oleh panah Karna. Khrisna memuji kehebatan Karna karena hal ini. Arjuna, yang panahnya mementalkan kereta Karna berpuluh-puluh meter, heran atas pujian Khrisna ini dan meminta penjelasan kepadanya. Khrisna menjawab, “Arjuna, aku sendiri yang memiliki berat seluruh alam semesta duduk di kereta ini dan kereta ini juga dilindungi oleh Hanuman (kereta Arjuna memakai bendera Hanuman). Bila hanya engkau sendiri yang ada di kereta ini, kereta ini akan terlempar mengelilingi bumi.”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar